Sabtu, 26 Oktober 2013
Browse »
home»
anak
»
dari
»
haram
»
keras
»
pssi
»
si
»
tamparan
»
untuk
»
Tamparan Keras Untuk PSSI Dari Si Anak Haram
Intro:
Sukses Indra Sjafri, Tamparan bagi PSSI
Tak kurang dalam waktu satu bulan, Indra Sjafri sukses membawa Timnas U-19 meraih sukses di dua turnamen. Pertama, sukses mengantarkannya menjuarai Piala AFF U-19 2003 dan kedua sukses menjuarai penyisihan Piala Asia U-19 grup G sekaligus mengantarkannya ke putaran final di Myanmar, tahun 2014 nanti.
Di penyisihan grup G, bahkan Evan Dimas Dkk mampu mengandaskan juara bertahan Korea Selatan yang juga pemegang 12 kali gelar AFF. Mengalahkan Korea Selatan yang pemainnya malang melintang di Liga Profesional berbagai manca negara tentu bukan hal mudah. Tapi Timnas Indonesia U-19 mampu tampil dominan mengurung pertahanan Tim Ksatria Taeguk dengan jati-diri sepakbola Indonesia yang mirip tiki-taka.
Semua sukses itu tentunya tidak lepas dari sukses pelatihnya, Indra Sjafri yang blusukan ke sejumlah kota demi mencari bakat-bakat alam, sekaligus berani menolak sejumlah pemain pasokan PSSI yang tidak sesuai dengan visinya sebagai pelatih. Racikan permainan Indra Sjafri sungguh menjelma bibit-bibit macan Asia, bila ditangani secara benar, bukan tidak mungkin Indonesia lolos ke putaran Piala Dunia di 2018 nanti.
Toh demikian, kontrak Indra Sjafri dengan PSSI kesannya tampak digantung. Maklum, semula Indra Sjafri hanya dikontrak PSSI hingga berakhirnya perhelatan Piala AFF-19. Karena sukses menjuarai turnamen sepakbola tingkat Asia Tenggara, maka Indra Sjafri dipercaya kembali oleh Badan Tim Nasional (BTN) menangani babak penyisihan Piala AFF U-19.
Namun Indra Sjafri tampaknya tidak peduli dengan statusnya. "Soal kontrak silakan tanya ke PSSI saja. Belum ada pembicaraan (kontrak baru)," ucap Indra sekaligus menegaskan komitmennya untuk terus menangani Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan.
"Saya tidak mau bernegosiasi dengan negara (maksudnya PSSI). Tinggal negara apakah tergerak hatinya untuk kami," ujar pelatih berpenampilan sederhana itu.
Bahkan Indra Sjafri berkisah, pernah satu tahun tidak digaji, tujuh bulan bekerja tanpa kontrak, tapi toh dia ikhlas menjalankan tugas itu. "Dari keikhlasan itu, saya bisa menuai hasilnya sekarang," tandas Indra Sjafri.
Digantungnya Indra Sjafri tentu memunculkan spekulasi di jagad media sosial, sesungguhnya pelatih berusia 50 tahun itu tidak direstui Ketua Umum PSSI Arifin Johan. Terlebih Indra Sjafri berani menggunakan Evan Dimas yang dituding PSSI berasal klub ilegal Persebaya 1927.
Tamparan ke kubu PSSI bertambah keras setelah Presiden SBY dalam twitternya, sama sekali tidak memberikan ucapan selamat kepada PSSI, melainkan hanya kepada pelatih, Kemenpora, Koni, pemain dan fans sepakbola nasional. Bahkan SBY hanya berpesan kepada PSSI agar Timnas U-19 tetap utuh dan tidak diacak-acak lagi.
Apakah akibat tamparan itu, maka status Indra Sjafri selaku pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri tampak seperti digantung, setidaknya hingga berita ini ditulis? Kita tunggu jawabnya hingga seminggu ke depan. Source Jhon Luhut - Facebook
Tamparan Keras Untuk PSSI Dari Si Anak Haram
Intro:
Rumor yang berkembang saat ini, Timnas Indonesia U-19 sebetulnya adalah tim yang tidak diharapkan dari seorang pelatih yang tidak bisa di setir sama PSSI. Jika di kiaskan dalam bahasa yang lebih kasar, bisa di ibaratkan Timnas Indonesia U-19 ini adalah "ANAK HARAM" dari PSSI. Tidak ada harapan atau fasilitas yang layak untuk team ini pada mulanya. Dalam persiapannya tidak mendapatkan lawan tanding sebagaimana mestinya sebuah timnas di persiapkan seperti seniornya. Maklum, ini cuma team Junior, team kelas bawah, yang mungkin hanya di pandang sebelah mata oleh PSSI. Belum lagi kepala batunya si pelatih Indra Sjafri yang menolak pemain-pemain titipan dari PSSI dan lebih percaya pada perburuannya di kota-kota pelosok indonesia untuk mencari pemain yang baik.
Sukses Indra Sjafri, Tamparan bagi PSSI
Tak kurang dalam waktu satu bulan, Indra Sjafri sukses membawa Timnas U-19 meraih sukses di dua turnamen. Pertama, sukses mengantarkannya menjuarai Piala AFF U-19 2003 dan kedua sukses menjuarai penyisihan Piala Asia U-19 grup G sekaligus mengantarkannya ke putaran final di Myanmar, tahun 2014 nanti.
Di penyisihan grup G, bahkan Evan Dimas Dkk mampu mengandaskan juara bertahan Korea Selatan yang juga pemegang 12 kali gelar AFF. Mengalahkan Korea Selatan yang pemainnya malang melintang di Liga Profesional berbagai manca negara tentu bukan hal mudah. Tapi Timnas Indonesia U-19 mampu tampil dominan mengurung pertahanan Tim Ksatria Taeguk dengan jati-diri sepakbola Indonesia yang mirip tiki-taka.
Semua sukses itu tentunya tidak lepas dari sukses pelatihnya, Indra Sjafri yang blusukan ke sejumlah kota demi mencari bakat-bakat alam, sekaligus berani menolak sejumlah pemain pasokan PSSI yang tidak sesuai dengan visinya sebagai pelatih. Racikan permainan Indra Sjafri sungguh menjelma bibit-bibit macan Asia, bila ditangani secara benar, bukan tidak mungkin Indonesia lolos ke putaran Piala Dunia di 2018 nanti.
Toh demikian, kontrak Indra Sjafri dengan PSSI kesannya tampak digantung. Maklum, semula Indra Sjafri hanya dikontrak PSSI hingga berakhirnya perhelatan Piala AFF-19. Karena sukses menjuarai turnamen sepakbola tingkat Asia Tenggara, maka Indra Sjafri dipercaya kembali oleh Badan Tim Nasional (BTN) menangani babak penyisihan Piala AFF U-19.
Namun Indra Sjafri tampaknya tidak peduli dengan statusnya. "Soal kontrak silakan tanya ke PSSI saja. Belum ada pembicaraan (kontrak baru)," ucap Indra sekaligus menegaskan komitmennya untuk terus menangani Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan.
"Saya tidak mau bernegosiasi dengan negara (maksudnya PSSI). Tinggal negara apakah tergerak hatinya untuk kami," ujar pelatih berpenampilan sederhana itu.
Bahkan Indra Sjafri berkisah, pernah satu tahun tidak digaji, tujuh bulan bekerja tanpa kontrak, tapi toh dia ikhlas menjalankan tugas itu. "Dari keikhlasan itu, saya bisa menuai hasilnya sekarang," tandas Indra Sjafri.
Digantungnya Indra Sjafri tentu memunculkan spekulasi di jagad media sosial, sesungguhnya pelatih berusia 50 tahun itu tidak direstui Ketua Umum PSSI Arifin Johan. Terlebih Indra Sjafri berani menggunakan Evan Dimas yang dituding PSSI berasal klub ilegal Persebaya 1927.
Tamparan ke kubu PSSI bertambah keras setelah Presiden SBY dalam twitternya, sama sekali tidak memberikan ucapan selamat kepada PSSI, melainkan hanya kepada pelatih, Kemenpora, Koni, pemain dan fans sepakbola nasional. Bahkan SBY hanya berpesan kepada PSSI agar Timnas U-19 tetap utuh dan tidak diacak-acak lagi.
Apakah akibat tamparan itu, maka status Indra Sjafri selaku pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri tampak seperti digantung, setidaknya hingga berita ini ditulis? Kita tunggu jawabnya hingga seminggu ke depan. Source Jhon Luhut - Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar